Aku terkejut. Kaget. Kala mendapati teman lama saya berada di negeri seberang akhir bulan Maret yang lalu. Tak kusangka. Tak kukira. Dia telah menjejakkan kaki lebih dulu di negeri Singa itu. Sebuah tempat yang belum pernah saya kunjungi. Ya, di balik telepon genggamnya dia bercerita bahwa saat ini dia sedang berada di sana. Itulah keterkejutanku yang pertama. Bukan iri, bukan. Hanya terkaget – kaget saja. Tumben, dalam rangka apa dia ke sana?Dengan tangkas dia menjawab silaturohim, mumpung sudah dekat. Tinggal nyebrang dari Batam. Dan mohon doanya di sini baru tiarap, begitu katanya.
Tapi keterkejutanku makin bertambah, ketika dia bercerita tentang bagaimana dia bisa sampai ke sana. Sebab ini bukan masalah cari kerja, bukan pula tender proyek atau memburu pelarian layaknya KPK mengejar buronannya. Cuma sekedar amal sholih, hanya sebuah penyaksian semata. Penyaksian terhadap hamba Allah yang menshodaqohkan uangnya sebesar 3 M untuk pembebasan tanah, pembangunan komplek masjid, pondok dan fasilitas pendukungnya. Seorang hamba ini berada di bilangan Jakarta dan berniat amal jariah jauh – jauh untuk warga di seputar Babel sana. Mendengar 3M –nya saja, saya mengernyitkan kening, tanda takjub. Jumlah yang sangat – sangat banyak untuk ukuran orang seperti saya. Hati pun berbisik, kapan bisa shodaqoh sebanyak itu?
Keterkejutanku semakin menjadi. Hati pun jadi penasaran bin gregetan. Lho kok jauh – jauh amat sih shodaqohnya, sampai ke Babel sana? Jawaban teman saya membuat saya mati kutu. Tamparan yang hebat. Nasehat yang dalam. Cermin yang tajam menghunjam. Dia menerangkan di Jakarta dan sekitarnya sudah terjadi krisis kejujuran. Semua sudah bermain di ranah bisnis. Prinsip: obah upah. Segala macam gerak – gerik harus dikonversi dengan uang. Orang mengejar komisi dan komisi dari setiap transaksi, walau kata itu dari sedekah. Terlalu. Gila. Itu mungkin kata yang sepadan sebagai luapan emosi. Kalau di Jakarta uang 3 M itu, mungkin yang dibelikan tanah dan untuk membangun fasilitas di atasnya berkurang dari 3 M. Sebab dipotong komisi ini dan itu. Tapi kalau di Babel sini dari 3M dibelikan tanah dan dijadikan bangunan juga senilai 3M. Nggak kurang, nggak lebih. Kata – kata penutup yang tipis dan lembut, tapi menyayat bagaikan pedang.
Menyambung pembicaraan di atas, saya memberanikan diri menyebutkan beberapa proyek – bahkan sebagian boleh disebut proyek ambisisus - di seputar Jabodetabek yang bernilai M-M-an, yang menanti uluran tangan, tapi kenapa tidak diajukan saja ke yang bersangkutan? Padahal ada yang sampai bertahun – tahun malahan, pontang – panting, namun belum juga kelar. Jawabnya jelas, karena ketiadaan kepercayaan dan lunturnya sebuah kejujuran. Apa mau dikata. Itulah yang terungkap dari sedikit alasan sang dermawan mengalihkan donasinya ke daerah yang masih tumbuh dengan akar kuat kejujuran.
Sedih bercampur haru. Bangga bercampur duka mendalam. Bangga masih ada Ustman – Ustman di jaman seperti ini. Masih ada orang – orang jujur nun jauh di sana. Masih ada orang yang mau menerima dan memberi sedekah dengan ikhlas. Amanah. Bisa dipercaya. Sedih mendengar terkikisnya nilai – nilai kejujuran umat yang terjadi di sini. Sedih dengan hilangnya sebuah pondasi dasar indahnya kehidupan yaitu kejujuran. Sedih, semakin kabur batas – batas iman dan munafiq. Selalu ada udang dibalik batu. Ataukah ini semua hanya gaya kehidupan metropolis? Potret suram budaya instan?
Padahal kanjeng Nabi Muhammad SAW selalu mewanti – wanti, mengingatkan kepada umatnya:”Alaikum Bish – shidqi, menetapilah kalian atas kejujuran, maka sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menuntun kepada surga, dan tidak henti – hentinya seorang laki – laki berbuat jujur dan bersungguh – sungguh mencari kejujuran/kebenaran sehingga ditulis di sisi Allah orang yang jujur - Shiddiq.” (Rowahu at-Tirmidzi –Abwaabu birr washilah - dari Abdullah bin Mas’ud/K. Adab hal 59).
Merasa atau tidak, situasi ini perlu dicermati. Hendaklah setiap diri mau bercermin lagi. Semua harus punya andil. Apa yang dikatakan sahabat saya boleh jadi benar adanya. Terkadang kita menggadai kejujuran untuk sutau nilai yang kecil adanya. Kita rela berbohong untuk menang tender. Kita kadang suka menipu untuk keperluan tertentu. Kita rela menukar kejujuran dengan hal yang remeh dan rendah, yaitu dunia. Padahal dalam patron kehidupan yang sebenarnya akhirat adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Apakah kita dilupakan dengan hal itu?
Sekarang tinggal bagaimana kita semua menjawabnya. Merubah tabiat dan akhlak kita, atau malah membenarkannya. Waktu yang akan membuktikannya.
Bruno Mars (Granade)
kejujuran
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 09.01 0 komentar
KEPEMIMPINAN
Dua hari ini saya berturut – turut didaulat memberikan presentasi masalah kepedulian terkait HSE (Health Safety and Environment), kalau bahasa kita dikenal dengan K3L yaitu Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan. Pada hari pertama tak kurang dari 30 orang terdiri dari manajemen dan setingkat supervisor ke atas, yang mengikuti acara workshop tersebut. Di hari kedua lebih dari 50 orang dari tingkat supervisor ke bawah. Sebenarnya ada 5 topik yang dibahas dalam workshop tersebut. Pertama masalah Awareness (kepedulian), kedua masalah PPE (Personal Protective Equipment) atau Alat Pelindung Diri (APD), ketiga masalah Permit To Work (PTW) atau Ijin Kerja, keempat masalah Working at Height atau Bekerja di Ketinggian dan terakhir masalah Management of Change (MOC) atau Manajemen Perubahan. Nah, dari kelima topic ini saya membidik masuknya lewat jalur kepemimpinan atau leadership. Sebab lewat kepemimpinanlah 5 hal itu akan bisa dilakukan dengan baik dan benar. Sayangnya masih banyak orang yang belum tahu atau bahkan bermasalah dalam memahami arti kepemimpinan atau leadership ini. Banyak yang memahami leadership sebagai jabatan. Karena dia manajer, maka dia tentu pemimpin. Tapi kalau jadi anak buah, maka tak perlu leadership. Ini adalah pemahaman yang keliru, bahkan menyesatkan.
Cerita inspiratif berikut ini, mungkin akan membuka pemahaman kita semua akan kepemimpinan yang sebenarnya. Setidaknya bisa meninggalkan pemahaman sebelumnya, kalau memang keliru, ke jalur yang benar. Suatu hari Raja Prusia, Frederick Yang Agung, berjalan – jalan di pinggiran kota Berlin yang indah. Di tengah perjalanannya dia bertemu dengan seorang kakek tua – renta yang berpakaian lusuh dan bersahaja, berjalan menghampirinya. Melihat situasi seperti itu Frederick Yang Agung merasa kaget seraya bertanya, “Siapa kamu?”
Sang kakek dengan tegas menjawab, “Saya adalah seorang raja.”
“Raja…?” sahut Frederick sambil menahan tawa, “Di kerajaan mana kamu memerintah?”
Dengan yakin dan mantap sang kakek menimpali, “Saya memerintah diri saya sendiri.”
Jawaban si kakek benar, setiap diri adalah pemimpin. Kepemimpinan tak ada hubungannya dengan jabatan. Kepemimpinan adalah milik setiap orang. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan jabatan. Leadership is an action, not a position. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari – hari, bahkan yang sederhana sekalipun. Berlaku jujur, tidak berbohong, sopan adalah kepemimpinan. Mengunjungi kawan yang sakit, silaturahim, mendengarkan curhat seorang sahabat, mengantar istri belanja dan membacakan cerita untuk anak adalah kepemimpinan. Tepat waktu, disiplin, menghormat tamu, berbakti kepada kedua orang tua adalah kepemimpinan. Maka, kalau kita jeli 14 abad yang lalu Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua, “Kullukum ro’in, wakullukum mas’ulun ‘an ro’iyyatihi – Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (mempertanggungjawabkan) dari yang dipimpinnya.” Dan banyak diantara kita terlalu tinggi mengapresiasi dalil ini sehingga lupa bahwa sebenarnya makna dalil ini begitu sederhana. Begitu dekat dengan kehidupan keseharian kita. Begitu lekat dengan jiwa kita, sebab kepemimpinan adalah fitrah. Kepemimpinan adalah amanah dari Yang Maha Kuasa.
Banyak orang yang menjadi pemimpin tetapi tidak punya jiwa kepemimpinan. Banyak orang yang gagal memimpin karena tidak memahami esensi dari kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam diri. Tumbuh, tumbuh dan tumbuh sehingga menjadi karakter. Karakter adalah perpaduan sikap, tindakan, perilaku dan kebiasaan yang dibina dari waktu ke waktu. Kepemimpinan bukan yang berasal dari luar seperti jabatan, kedudukan, pangkat dan sebagainya. Kepemimpinan adalah apa yang berasal dari dalam.
Sampai di sini banyak yang terbuka kembali mata pemahamannya, bahwa keberadaan setiap diri adalah penting menyangkut kepemimpinan ini. Terlebih lagi, bagi yang telah mempunyai posisi dan kedudukan yang penting di perusahaan. Dan semuanya akan menjadi efektif, ketika mereka semua menyentuhkan level kepemimpinan mereka dengan sikap kepedulian. Keberhasilan dan kesusksesan hanyalah masalah waktu, sedangkan menikmati prosesnya menjadi hal yang begitu indah. Karena setiap diri telah memahami, menghayati dan memandang pada posisi dan cara pandang yang sama.
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 08.57 0 komentar
KEPEMIMPINAN
0diggsdigg
Dua hari ini saya berturut – turut didaulat memberikan presentasi masalah kepedulian terkait HSE (Health Safety and Environment), kalau bahasa kita dikenal dengan K3L yaitu Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan. Pada hari pertama tak kurang dari 30 orang terdiri dari manajemen dan setingkat supervisor ke atas, yang mengikuti acara workshop tersebut. Di hari kedua lebih dari 50 orang dari tingkat supervisor ke bawah. Sebenarnya ada 5 topik yang dibahas dalam workshop tersebut. Pertama masalah Awareness (kepedulian), kedua masalah PPE (Personal Protective Equipment) atau Alat Pelindung Diri (APD), ketiga masalah Permit To Work (PTW) atau Ijin Kerja, keempat masalah Working at Height atau Bekerja di Ketinggian dan terakhir masalah Management of Change (MOC) atau Manajemen Perubahan. Nah, dari kelima topic ini saya membidik masuknya lewat jalur kepemimpinan atau leadership. Sebab lewat kepemimpinanlah 5 hal itu akan bisa dilakukan dengan baik dan benar. Sayangnya masih banyak orang yang belum tahu atau bahkan bermasalah dalam memahami arti kepemimpinan atau leadership ini. Banyak yang memahami leadership sebagai jabatan. Karena dia manajer, maka dia tentu pemimpin. Tapi kalau jadi anak buah, maka tak perlu leadership. Ini adalah pemahaman yang keliru, bahkan menyesatkan.
Cerita inspiratif berikut ini, mungkin akan membuka pemahaman kita semua akan kepemimpinan yang sebenarnya. Setidaknya bisa meninggalkan pemahaman sebelumnya, kalau memang keliru, ke jalur yang benar. Suatu hari Raja Prusia, Frederick Yang Agung, berjalan – jalan di pinggiran kota Berlin yang indah. Di tengah perjalanannya dia bertemu dengan seorang kakek tua – renta yang berpakaian lusuh dan bersahaja, berjalan menghampirinya. Melihat situasi seperti itu Frederick Yang Agung merasa kaget seraya bertanya, “Siapa kamu?”
Sang kakek dengan tegas menjawab, “Saya adalah seorang raja.”
“Raja…?” sahut Frederick sambil menahan tawa, “Di kerajaan mana kamu memerintah?”
Dengan yakin dan mantap sang kakek menimpali, “Saya memerintah diri saya sendiri.”
Jawaban si kakek benar, setiap diri adalah pemimpin. Kepemimpinan tak ada hubungannya dengan jabatan. Kepemimpinan adalah milik setiap orang. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan jabatan. Leadership is an action, not a position. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari – hari, bahkan yang sederhana sekalipun. Berlaku jujur, tidak berbohong, sopan adalah kepemimpinan. Mengunjungi kawan yang sakit, silaturahim, mendengarkan curhat seorang sahabat, mengantar istri belanja dan membacakan cerita untuk anak adalah kepemimpinan. Tepat waktu, disiplin, menghormat tamu, berbakti kepada kedua orang tua adalah kepemimpinan. Maka, kalau kita jeli 14 abad yang lalu Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua, “Kullukum ro’in, wakullukum mas’ulun ‘an ro’iyyatihi – Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (mempertanggungjawabkan) dari yang dipimpinnya.” Dan banyak diantara kita terlalu tinggi mengapresiasi dalil ini sehingga lupa bahwa sebenarnya makna dalil ini begitu sederhana. Begitu dekat dengan kehidupan keseharian kita. Begitu lekat dengan jiwa kita, sebab kepemimpinan adalah fitrah. Kepemimpinan adalah amanah dari Yang Maha Kuasa.
Banyak orang yang menjadi pemimpin tetapi tidak punya jiwa kepemimpinan. Banyak orang yang gagal memimpin karena tidak memahami esensi dari kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam diri. Tumbuh, tumbuh dan tumbuh sehingga menjadi karakter. Karakter adalah perpaduan sikap, tindakan, perilaku dan kebiasaan yang dibina dari waktu ke waktu. Kepemimpinan bukan yang berasal dari luar seperti jabatan, kedudukan, pangkat dan sebagainya. Kepemimpinan adalah apa yang berasal dari dalam.
Sampai di sini banyak yang terbuka kembali mata pemahamannya, bahwa keberadaan setiap diri adalah penting menyangkut kepemimpinan ini. Terlebih lagi, bagi yang telah mempunyai posisi dan kedudukan yang penting di perusahaan. Dan semuanya akan menjadi efektif, ketika mereka semua menyentuhkan level kepemimpinan mereka dengan sikap kepedulian. Keberhasilan dan kesusksesan hanyalah masalah waktu, sedangkan menikmati prosesnya menjadi hal yang begitu indah. Karena setiap diri telah memahami, menghayati dan memandang pada posisi dan cara pandang yang sama.
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 08.56 0 komentar
SENYUM DAN DIAM
0diggsdigg
Sebentar lagi, usia sudah mendekati kepala empat. Anak pun sudah empat. Berumah tangga sudah empat kuadrat alias 16 tahun. Banyak hal dan banyak pencapaian yang sudah saya dapatkan dalam kurun waktu itu. Dengan rasa syukur yang mendalam, kiranya inilah karunia terindah yang dianugerahkan Allah kepada saya. Tak berbanding dan tak tertandingi. Alhamdulillah, tak ada yang pantas terucap kecuali pujian itu. Tinggal bagaimana mengelolanya sehingga nikmat itu menjadi berkembang dan berdaya guna keberadaannya. Tidak hilang, tidak rusak, namun justru mengembang, berbuah, berbarokah. Netepi dalil lain syakartum – la’azidannakum.
Maka tatkala, saya ketemu dengan para yunior yang sekarang punya kedudukan dan posisi kunci, dengan kehidupan yang mapan, godaan mulai berdatangan. Obrolan pun berkembang pada arti hidup. Masih banyak orang yang mengukur pencapaian hidup dengan sebuah kedudukan. Makin tinggi kedudukan berarti semakin sukses. Semakin bermartabat, semakin berkelas. Mereka sering berkata, “Wah, seharusnya Mas ini sudah jadi manager. Apalagi usia sudah hampir kepala empat.” Menanggapi hal itu saya hanya tersenyum dan diam saja.
Lain lagi, godaan yang datang ketika saya ketemu dengan para senior. Secara tidak sengaja bincang – bincang pun mengarah pada ukuran kesuksesan hidup. Lain dengan para yunior yang masih banyak berlagak, para senior ini lebih bermutu, biasanya mereka bicara kesuksesan dari berbagai pandangan. Sebagian ada yang meneropong dari jenjang pendidikan. Secara tak sengaja mereka berseloroh, “Sudah rampung belum S3-nya?” Dengan polos dan lugunya, pernyataan itu saya balas dengan senyum dan diam saja.
Sebagian lagi ada yang memandang kesuksesan dari kaca mata kemandirian dan pemberdayaan. Mereka bilang, “Sekarang sudah usaha apa? Dan berapa orang pekerjanya?” Mendengar ucapan itu, saya pun tak kuasa, hanya tersenyum dan diam saja. Sebagain lainnya ada yang memandang kesuksesan hidup ini dari tingkat spiritualitasnya. Dengan enteng dan bangganya mereka berkata, “Sudah pergi ke Kulon belum?” Mendengar kalimat itu, saya pun hanya bisa tersenyum dan diam saja.
Lain lagi jika saya ketemu dengan para ustadz. Ketika mereka berbincang tentang al-ilmu, saya pun terdiam. Tatkala mereka bertanya, “Sudah sampai mana pencapaianmu?” Saya pun tersenyum menanggapinya. Banyak hal yang saya respon dengan senyum dan diam semata. Bukan karena mengiyakan atau menolak. Bukan pula membantah atau mendebat. Justru dengan tersenyum dan diam itulah, saya bisa melihat wajah nyata kehidupan dengan apa adanya. Semakin menenteramkan hati. Mempraktekkan panjangnya diam. Menerampilkan sodakoh senyuman. Dan menambah kedalaman syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada saya.
Ternyata dengan banyak senyum dan diam, semakin terkuak rahasia – rahasia hidup ini. Maksud – maksud yang tak terungkap, terkadang bisa tertangkap dengan sikap diam ini. Orang yang mau pamer, orang yang pengin dihormati, orang yang berniat baik, orang yang mau berbuat tidak baik, semua terekam dalam diam - sunyi dan senyum ini.
Pun halnya dengan diri sendiri. Dengan senyum dan diam, ternyata mampu mengobsesi diri menjadi lebih baik dan baik. Punya kekuatan dahsyat untuk berbuat baik untuk sesama dan sekitarnya. Memperbaiki diri dan terus berusaha baik selalu. Begitu elok ketika jiwa dan raga menyatu dalam kesatuan nuansa diam dan tersenyum ini. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (Rowahu Bukhory (5672), Muslim dalam bab al-Luqothoh (14), Abu Dawud (91), An-Nasa’i (401) At-Tirmidzi (809)). Dan firman Allah:”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” An-Nisaa : 114.
Maka, saya pun malu sejatinya, jika harus menjawab setiap pertanyaan itu semua - apalagi dengan maksud mengimbangi lawan bicara. Sebab bagi saya firman Allah dalam Surat Ali Imron 139 sudah mencukupinya. Allah berfirman, “Janganlah kamu merasa hina, dan janganlah kamu bersedih hati, sejatinya kamulah orang-orang yang paling mulia, jika kamu menjadi orang-orang yang beriman.” Apalagi yang mau dicari?
Tatkala kita sudah merasa berada di puncak, kemudian sekeliling kita ramai menawarkan dan membicarakan hal – hal yang banyak, berteriak, adakalanya baik dan kebanyakan angin lalu semata, tak lain sikap yang relevan adalah memberinya senyum dan diam saja. Sebab kalau direspon tak bakal cukup waktu. Tak bakal rampung urusannya. Termasuk ketika ada yang bertanya, “Sekarang istrinya sudah berapa?” Saya pun menoleh, menatap sang penanya, kemudian tersenyum dan diam saja.
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 08.52 0 komentar
BULAN
Akhir - akhir ini saya ‘merasakan’ kebiasaan baru. Suatu ketika, di saat malam dating menjelang, pasti mencuri – curi waktu mendongak ke atas untuk mencari dan melihat - lihat bulan. Tidak setiap malam memang, tetapi dalam 30 hari bisa dipastikan saya melakukannya. Apakah sekarang bulan mati, berbentuk sabit, lingkaran tak sempurna atau bulat penuh, tanda purnama. Selain mengasyikkan, bermain mata di langit, melihat suasana bintang – gemintang malam, ada kesejukan tersendiri. Tentunya teringat masa indah di waktu kecil di kampung tempo dulu. Bermain di bawah sinar bulan purnama, bersama kawan – kawan. Lupakan sejenak apa itu belajar. Mari keluar rumah, sambut purnama dengan gembira. Sebab hanya saat purnama itulah malam menjadi terang. Selain purnama, tentu tak bisa petak umpet, bentengan, dan berbagai mainan anak lainnya. Karena gelap.
Add this page to your favorite Social Bookmarking websites
Reddit! Del.icio.us! Mixx! Free and Open Source Software News Google! Live! Facebook! StumbleUpon! TwitThis Joomla Free PHP
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 08.50 0 komentar
PERAWATAN BURUNG KENARI
Secara garis besar perawatan kenari sebenar nya sangat simple. Dimulai dengan perawatan pagi, bisa di mulai dari jam 7 atau jam 7 30 pagi.Bersihkan kandang ( kalau bisa harus rutine tiap hari jangan males !!! )Ganti semua pakan dan minuman. Untuk minuman wajib di ganti setiap hari. Air kotor paling mudah menularkan segala macam bibit penyakit. Kalau bisa air mineral tapi tidak mutlak bisa juga air pam yang di masak dan di dingin kan terlebih dahulu pada intiPenggantian fooding setiap hari. Fooding kenari pada umum nya adalah apel merah, sayur selada ( baik nya selada keriting karena kandungan air nya tidak terlalu banyak ), sayur sawi baik hijau atau putih, mentimum/ketimun, oyong/gambas, telur puyuh/ayamfasilitas mandi. Kenari adalah burung kecil yang takut mandi di keramba, walau ada yang mau mandi di kandang keramba besar tapi tidak umum memandikan kenari di keramba. Umum nya kenari mandi di cepuk kecil seperti cepuk ayam atau cepuk untuk makan burungJemur. Jemur sangat perlu untuk burung kenari, burung akan dapat hidup lebih langgeng bila kita rajin menjemur burung sesuai dengan kemampuan burung masing masing. Rata rata lama jemur pada burung kenari adalah 1.5 jam sampai 2 jam. Cahaya matahari pagiFasilitas kerodong. Percaya tidak percaya kerodong pada burung kenari sangat penting. Burung kenari adalah burung yang sangat peka terhadap pergantian cuaca dan suhu. Umum nya setelah jemur pagi kenari di angin angin kan 1/2 - 45 menit sehingga suhu tubuh.Untuk makanan banyak tersedia makanan burung di pasar burung. Cari yang banyak variasi biji nya karena kaya akan berbagai jenis nutrisi. Untuk makanan import sebenar nya tidak begitu baik secara umum untuk kenari lokal karena kandungan gizi dan nutrisi yang dicampurkan di makanan tsb di sesuai kan dengan negara asal pabrikan makanan tsb. Kebanyakan kenari akan rontok bulu bila di berikan makanan import karena tidak terbiasa dan tidak sesuai nya cuaca di indonesia yang panas. Namun tidak tertutup kemungkinan cocok nya makanan import tsb karena burung yang kita atau penggemar miliki juga import seperti yorkshire import dan berbagai jenis kenari import lain nya. Hindari sering mengganti brand/merk pakan karena kenari sensitive terhadap perubahan biasanya di tandakan dengan gejala rontok bulu yang belum saatnya.
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 14.57 0 komentar
PERAWATAN BURUNG KENARI
Secara garis besar perawatan kenari sebenar nya sangat simple. Dimulai dengan perawatan pagi, bisa di mulai dari jam 7 atau jam 7 30 pagi.Bersihkan kandang ( kalau bisa harus rutine tiap hari jangan males !!! )Ganti semua pakan dan minuman. Untuk minuman wajib di ganti setiap hari. Air kotor paling mudah menularkan segala macam bibit penyakit. Kalau bisa air mineral tapi tidak mutlak bisa juga air pam yang di masak dan di dingin kan terlebih dahulu pada intiPenggantian fooding setiap hari. Fooding kenari pada umum nya adalah apel merah, sayur selada ( baik nya selada keriting karena kandungan air nya tidak terlalu banyak ), sayur sawi baik hijau atau putih, mentimum/ketimun, oyong/gambas, telur puyuh/ayamfasilitas mandi. Kenari adalah burung kecil yang takut mandi di keramba, walau ada yang mau mandi di kandang keramba besar tapi tidak umum memandikan kenari di keramba. Umum nya kenari mandi di cepuk kecil seperti cepuk ayam atau cepuk untuk makan burungJemur. Jemur sangat perlu untuk burung kenari, burung akan dapat hidup lebih langgeng bila kita rajin menjemur burung sesuai dengan kemampuan burung masing masing. Rata rata lama jemur pada burung kenari adalah 1.5 jam sampai 2 jam. Cahaya matahari pagiFasilitas kerodong. Percaya tidak percaya kerodong pada burung kenari sangat penting. Burung kenari adalah burung yang sangat peka terhadap pergantian cuaca dan suhu. Umum nya setelah jemur pagi kenari di angin angin kan 1/2 - 45 menit sehingga suhu tubuh.Untuk makanan banyak tersedia makanan burung di pasar burung. Cari yang banyak variasi biji nya karena kaya akan berbagai jenis nutrisi. Untuk makanan import sebenar nya tidak begitu baik secara umum untuk kenari lokal karena kandungan gizi dan nutrisi yang dicampurkan di makanan tsb di sesuai kan dengan negara asal pabrikan makanan tsb. Kebanyakan kenari akan rontok bulu bila di berikan makanan import karena tidak terbiasa dan tidak sesuai nya cuaca di indonesia yang panas. Namun tidak tertutup kemungkinan cocok nya makanan import tsb karena burung yang kita atau penggemar miliki juga import seperti yorkshire import dan berbagai jenis kenari import lain nya. Hindari sering mengganti brand/merk pakan karena kenari sensitive terhadap perubahan biasanya di tandakan dengan gejala rontok bulu yang belum saatnya.
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 14.57 0 komentar
Menambah RAM dengan Flashdish
Random Access Memory (RAM) digunakan untuk menampung data sementara di dalam komputer. Semakin banyak aplikasi yang kita buka, maka semakin banyak pula RAM digunakan. Ada cara menambah RAM yaitu dengan memanfaatkan flashdisk (penyimpan data), dengan tambahan software (aplikasi) eBooster.exe, kita bisa menambah RAM kita tanpa harus membeli RAM yang baru.
Kita sering menggunakan komputer, karena asyiknya, kita buka Microsoft Word, kemudian Excell, PowerPoint, Access, ditambah AdobePhotoShop, CorelDraw. Kemudian kita ingin membuka Winamp untuk mendengarkan music. Tapi tiba-tiba komputer kita hang, Alias mati. Mengapa ini terjadi?
Karena kapasitas RAM-nya habis, RAM (Random Access Memory) biasa digunakan untuk Menambah RAM dengan Flashdish
Random Access Memory (RAM) digunakan untuk menampung data sementara di dalam komputer. Semakin banyak aplikasi yang kita buka, maka semakin banyak pula RAM digunakan. Ada cara menambah RAM yaitu dengan memanfaatkan flashdisk (penyimpan data), dengan tambahan software (aplikasi) eBooster.exe, kita bisa menambah RAM kita tanpa harus membeli RAM yang baru.
Kita sering menggunakan komputer, karena asyiknya, kita buka Microsoft Word, kemudian Excell, PowerPoint, Access, ditambah AdobePhotoShop, CorelDraw. Kemudian kita ingin membuka Winamp untuk mendengarkan music. Tapi tiba-tiba komputer kita hang, Alias mati. Mengapa ini terjadi?
Karena kapasitas RAM-nya habis, RAM (Random Access Memory) biasa digunakan untuk menyimpan data sementara di komputer. Artinya sementara data tersebut hanya bisa dilihat di layar monitor, namun belum kita simpan ke media penyimpanan, seperti Hardisk, flashdisk, CD Room dan sebagainya.
Semakin banyak aplikasi yang kita buka di komputer kita, maka semakin besar RAM yang kita gunakan. Sebagai gambaran RAM sebagai berikut. Misal di komputer kita terpasang RAM dengan kapasitas 512 Mb. Setiap aplikasi yang kita buka akan membutuhkan RAM, atau secara mudah setiap kita membuka setiap aplikasi maka persediaan RAM yang ada akan berkurang.
Sebagai contoh, misalnya kalau kita membuka Microsoft Word, maka Microsoft Word akan membutuhkan memory sementara (RAM) sebesar 300 Mb (bukan data sebenarnya, karena saya belum pernah mengukur Microsoft Word membutuhkan memory berapa untuk bisa berjalan), berarti persediaan RAM yang ada tinggal (512-300 = 212 Mb). Jika kita membuka lagi satu aplikasi tidak boleh lebih dari 212 Mb, kalau aplikasi yang dibukan melebihi 212 Mb, misal Microsoft Excel memory yang dibutuhkan adalah 300 Mb, maka komputer akan Hang (OVER CLOCK), karena kebutuhan memory untuk running program tidak cukup.
Untuk menambah kapasitas RAM biasanya kita harus membeli RAM untuk tambahan, menjadi lebih besar.
Namun dalam materi kali ini kita akan memperbesar kapasitas RAM dengan FLASHDISK, dengan argumen, bahwa flashdisk bisa berfungsi ganda, bisa untuk RAM juga bisa untuk menyimpan data. Semakin besar kapasitas flashdisk, maka semakin besar pula RAM yang bisa kita tambahkan.
Kita membutuhkan software eBooster.exe, yang dapat di download di sini atau di sini.
Ataupun kita juga bisa melihat video tutorial cara menambah ram dengan flash disk di sini
Download Tulisan Lengkap: trisno-menambah-ram-dengan-flashdisk.pdf menyimpan data sementara di komputer. Artinya sementara data tersebut hanya bisa dilihat di layar monitor, namun belum kita simpan ke media penyimpanan, seperti Hardisk, flashdisk, CD Room dan sebagainya.
Semakin banyak aplikasi yang kita buka di komputer kita, maka semakin besar RAM yang kita gunakan. Sebagai gambaran RAM sebagai berikut. Misal di komputer kita terpasang RAM dengan kapasitas 512 Mb. Setiap aplikasi yang kita buka akan membutuhkan RAM, atau secara mudah setiap kita membuka setiap aplikasi maka persediaan RAM yang ada akan berkurang.
Sebagai contoh, misalnya kalau kita membuka Microsoft Word, maka Microsoft Word akan membutuhkan memory sementara (RAM) sebesar 300 Mb (bukan data sebenarnya, karena saya belum pernah mengukur Microsoft Word membutuhkan memory berapa untuk bisa berjalan), berarti persediaan RAM yang ada tinggal (512-300 = 212 Mb). Jika kita membuka lagi satu aplikasi tidak boleh lebih dari 212 Mb, kalau aplikasi yang dibukan melebihi 212 Mb, misal Microsoft Excel memory yang dibutuhkan adalah 300 Mb, maka komputer akan Hang (OVER CLOCK), karena kebutuhan memory untuk running program tidak cukup.
Untuk menambah kapasitas RAM biasanya kita harus membeli RAM untuk tambahan, menjadi lebih besar.
Namun dalam materi kali ini kita akan memperbesar kapasitas RAM dengan FLASHDISK, dengan argumen, bahwa flashdisk bisa berfungsi ganda, bisa untuk RAM juga bisa untuk menyimpan data. Semakin besar kapasitas flashdisk, maka semakin besar pula RAM yang bisa kita tambahkan.
Kita membutuhkan software eBooster.exe, yang dapat di download di sini atau di sini.
Ataupun kita juga bisa melihat video tutorial cara menambah ram dengan flash disk di sini
Download Tulisan Lengkap: trisno-menambah-ram-dengan-flashdisk.pdf
Diposting oleh nur achmad yuda alfiansyah di 14.05 0 komentar